Jumat, 10 Desember 2010

TRICHOMONIASIS

Di antara protozoa yang dapat menyebabkan gangguan reproduksi adalah trichomonas dan toxoplasma. menyebabkan gangguan reproduksi pada sapi adalah trichomonas foetus, sedangkan trichomonas suis yang hidup di rongga hidungdan saluran pencernaan babi memiliki banyak kesamaan dengan trichomonas foetus.

TRICHOMONIASIS
Trichomonas adalah suatu penyakit yang disebsbkan oleh protozoa trichomonas .Trichomoniasis yang menyerang dan menular pada alat kelamin adalah dari spesies trichomonas foetus dan trichomonas gallinae menyerang pada saluaran pencernaan pada unggas ( burung merpati ).
1. Trichomoniasis pada Sistem Reproduksi.
Trichomoniasis pada saluran reproduksi penyakit kelamin disebabkan oleh protozoa trichomonas foetus yang ditandai dengan adanya menurunnya kesuburan, keguguran dini dan piometra. Penyakit ini hampir menyebar hampir keseluruh dunia. Khususnya di Negara yang peternakannya maju. Ternak yang ditulari ditandai dengan gejala klinis yang jelas, sedangkan pada babi dan kuda dapat bertindak sebagai induk semang alami.
Morfologi dan Siklus hidup Trichomonas Foetus.
Badannya berbentuk kumparan ( gelombang ) atau seperti buah pir yang panjangnya 10 – 25 μm dan lebar 3- 15 μm, mempunyai 3 flagella anterior dan suatu flagellum posterior yang merata separti bebasyang panjangnya kira – kira sama dengan flagella anterior. Selaput beralunnya berjalan hampir sepanjang seluruh panjang badannya dan mempunyai filament tambang pada bagian pinggirnya. Costa jelas terlihat. Axostyle tebal dan hialin dan mempunyai kapitulum yang berisi butir – butir endoaxostyler dan suatu cincin kromatik pada titik munculnya dari ujung posterior badan. Benda parabasalnya berbentuk sosis atau cincin.
Trichomonas foetus berkembang biak dengan membalah diri. Pada preparat natif, organisme ini dalam keadaan segar tampak sangat mortil dan bergerak tiada beraturan. Parasit ini bergerak tidak beraturan. Parasit ini tidak tahan terhadap kekeringan, bahan antiseptik, pemanasan dan kondisi lingkungan lainnya yang tidak sesuai ( tidak menguntungkan).
GEJALA
Penyakit ini menunjukkan gejala spesifik, baik pada sapi jantan maupun sapi betina. Gejala yang umum terlihat pada ternak adalah meningkatnya kemajiran pada ternak betina.
Penyakit ini adalah penyakit venereal ( penyakit kelamin ) yang ditularkan dengan cara koitus. Dan juga dapat ditularkan lewat inseminasi buatan. Penularan nonvenereal jarang terjadi pada keadaan alamiah. Setelah betina ini terinfeksi , trichomonad mula – mula berkembang biak dalam vagina dan menyebabkan vaginitis . trichomonas foetus paling banyak pada 14 – 18 hari setelah infeksi. Mereka memasuki uterus melalui cervix. Trichomonad dapat menghilang dari dari vagina atau dapat menetap disitu dan menyebabkan peradangan ringan dan catarrh.
Pada sapi jantan bagian yang biasa terinfeksi adalah rongga preputium, meskipun kadang – kadang testes, epididimis, dan vesika seminalis juga ikut terinfeksi. Penyembuhan spontan jarang terjadi: sapi – sapi jantan tetap terinfeksi secara permanen kecuali kalau mereka diobati.
Jumlah perkawinan persatu kebuntingan meningkat dari rata – rata 1,7 – menjadi 5 atau lebih. Gejala penyakit ini dibagi menjadi tiga fase akut, sub akut dan kronis yang dapat dibedakan pada sapi, baik pada sapi induk ataupun sapi dara.
a. Fase akut
Fase ini ditemukan banyak kegagalan perkawinan setelah adanya pejantan yang baru masuk ke dalam suatu kelompok ternak. Panjang siklus birahi menjadi bervariasi setrelah terjadi perkawinan gagal, dan dapat melebihi 30 hari lamanya. Embrio atau foetusyang diabortuskan, karena masih sangat kecil, jarang dapat dilihat. Dalam waktu dua minggu setelah terjadi penukaran, dapat ditemukan adanya pembengkakan vulva dan jaringan sekitarnya yang disertai keluarnya cairan mukopurulen. Pada pemeriksaan penderita lebih lanjut, mula – mula menunjukkan adanya peradangan mukosa vagina, kemudian diikuti oleh adanya serpihan – serpihan nanah didalam cairan yang keluar dari alat kelamin.

b. Fase subakut.
Pada penularan fase sub akut, banyak peristiwa yang berhasil dan hewan menjadi bunting. Akan tetepi sebelum fase ini berakhir terlihat siklus birahi diperpanjang sampai 70 hari tanpa disertai kejadian abortus yang terlihat. Akan tetapi cairan mukopurulen dari vagina tiba – tiba ditentukan pada ternak lain pada pertengahan pertama kebuntingan. Pembesaran uterus dapat dirasakan melalui palpasi rectal. Pemeriksaan vagina pada saat ini menunjukkan adanya cairan mukous yang jernih disertai dengan serpihan nanah berwarna kelabu mengalir keluar dari alat kelamin. Pada kasus piometra yang lanjut, cairan tersebut bersifat mukopurulen. Pada umur 3 – 5 bulan masa kebuntingan, nanah banyak didapat dalam vagina. Abortus terjadi antara umur kebuntingan beberapa minggu sampai tujuh bulan, dan paling banyak terjadi antara umur kebuntingan empat bulan. Fetus yang terbungkus didalam selaput didalam selaput fetus yang masih utuh, tanpa disertai pembusukan. Jarang sekali fetus mengalami pembusukan dan hancur. Dua sampai tiga hari setelah abortus, cairan mukopurulen masih terlihat mengalir keluar vulva. Setelah abortus, cairan mukopurulen masih terlihat mengalir keluar vulva. Setelah abortus, siklus birahi dapat normal kembali.

c. Fase kronis.
Pada fase ini penyakit telah menurun dalam suatu usaha peternakan, namun masih terdapat gejala piometra pada beberapa ekor ternak penderita. Abortus masih timbul secara sporadic, demikian pula siklus birahi yang sifatnya tidak teratur masih ditemukan. Perwakilan dengan pejantan pembawa penyakit, masih dapat berlangsung. Gejala penyakit yang akut biasanya muncul pada beberapa sapi dara yang belum pernah tertular dan tidak mendapatkan kekebalan terhadap penyakit ini. Sesudah beberapa tahun mengalami periode laten atau kronis, trichomoniasis dapat muncul kembali apabila resistensi hewan menurun.
Epidimiologi
Trichomonas adalah penyakit menular yang ditularkan atau menular saat terjadinya perkawinan alam. Dan dapat juga menyebar melalaui inseminasi buatan dengan alat yang dicampur oleh protozoa ini, atau melalui pertolongan kelahiran yang tidak bersih. Namun, kedua cara penularan terakhir jarang terjadi. Pada sapi betina , jumlah dan aktifitas trichomonas bervariasi. Hal ini berhuungan erat dengan siklus birahi dan kebuntingan. Mula – mula pada saat pertama kali infeksi , organisme ini berkembang baik didalam vagina, dari sinilah trichomonas foetus terus berjalan menuju uterus. Proses peradangan didalam vagina berlangsung terus menerus dan berakhir sampai kembalinya birahi pertama. Sementara itu reinfeksi di dalam uterus dapat berlangsung. Selama kebuntingan, parasit dapat dijumpai didalam uterus, cairan amnion, dan allantois serta di dalam saluran pencernaan fetus. Bila kebuntingan berakhir, biasanya organisme ini menghilang dalam waktu 48 jam dari alat kelamin, dan baru muncul kembali pada fase proestrus berikutnya.

Pada sapi jantan, trichomonas foetus hidup pada permukaan penis, orifisium uretra bagian anterior dan kantung prepusium( praeputium ). Pernah juga dilaporkan adanya trichomonas foetus hidup dalam ampula, ductus deferens, dan vesika seminalis bersamaan dengan infeksi coryne bacterium piogenes.

Diagnosa.
Sejarah dan catatan reproduksi kelompok ternak, demikian pula catatan perkawinan pejantan perlu dipelajari dengan seksama terlebih dahulu. Diagnosa didasarkan pada gejala – gejala klinis pada kelompok ternak berupa siklus birahi.yang tidak teratur, infertilitas, angka S/C yang terlalu tinggi, abortus, dan piometra. Diagnose yang pasti dari trichomoniasis adalah menemukan protozoa penyebabnya ( Trichomonas Foetus ) melalui mikrokop.
Bahan untuk pemeriksaan mikroskopis dapat diambil dari :
1. Cairan amnion atau allantois dan isi perut foetus yang diaborsikan.
2. Cairan vagina pada fase proestrus atau 1 – 3 minggu setelah infeksi pertama, cairan mukopurulen dari sapi penderita piometra dan cairan vagina sapi bunting umur 3 – 5 bulan.
3. Pada sapi jantan, bahan dapat diambil berupa smegma dari preputium yang dapat diambil dangan pipet atau melalui pencucian preputium dengan larutan NaCL Fisiologis.
Contoh bahan Cairan yang berasal dari cairan allantois, isi perut foetus dan caiarn vagina dapat diperiksa langsung dengan dibawah mikroskop, sedangkan untuk smegma preputium sebaiknya diendapkan atau disentrifus denagn 1000rpm.terlebih dahulu dan endapan diperiksa. Semua contoh harus segera diperiksa empat jam setelah pengambilan pada suhu sekitar 370 c. sebab setelah trichomonas mati sulit dikenali karena bentuk tubuhnya mengalami kerusakan, sehingga sukar dibedakan dengan reruntuhan sel.
Apabila pemeriksaan langsung tidak dapat menentukan trichomonas, maka contoh tersebut harus dibiakkan pada media sel hati ayam, untuk menghambat pertumbuhan kuman yang menyertai protozoa ini, perlu ditambah antibiotika. Pemeriksaan dilakukan setelah 24 – 96jam masa pertumbuhan. Beberapa uji serologis dapat membantu diagnosa trichomoniasis walaupun kurang memuaskan. Uji yang dapat dilakukan tersebut adalah uji aglutinasi, uji kulit intradermal, uji musin, uji fiksasi, komplemen dan reaksi presipitin. Diantara beberapa uji serologis tersebut diatas, yang memberikan hasil paling baik adalah uji musin.
Patogenesa
Pada sapi jantan, trichomonas berkembang baik dipreputium, tetapi tidak mengganggu proses spermatogenesis dan kemampuan berkopulasi. Kecuali bila jumlahnya sangat banyak dan dapat menimbulkan nalannitis purulen disertai udema disekitar preapusium ( praeputium ). Pejantan muda dibawah umur tiga tahun tidak peka terhadap infeksi trichomonas foetus.
Pada ternak betina, infeksi trichomonas foetus dapat mengganggu konsepsi, inplantasi dan menyebabkan abortus, atau menyebabkan kematian embrio atau foetus yang dapat berlanjut menjadi piometra. Pada vaginanya berwarna kemerahan dan basah. Pada infeksi kronis didapat udema pada vulva dan jaringan sekitarnya. Pada uterus, infeksi trichomonas foetus menyebabkan endometritis katalis yang dapat berubah menjadi purulen. Apabila hewan menjadi bunting, keradangan pada kotiledon mengakibatkan kematian dan maserasi foetus atau abortus, kemudian dapat disusul menjadi piometra. Pada kasus tersebut korpus luteum graviditatum tetap berkembang dan disebut korpus puteum persisten. Plasenta mengalami penebalan, dilapisi oleh sejumlah kecil gumpalan eksudat berwarna putih kekuningan. Pada ketiledon terjadi sedikit nekrosa. Trichomoniasis jarang menyebabkan luka pada tuba fallopii, ovarium maupun bursa ovarii. Pada tubuh foetus, didapat lesion yang spesifik.
Prognosa
Didalam kelompok ternak umumnya prognosanya cukup baik, apabila peternak mengikuti dengan seksama program pengangulangan penyakit ini. Secara individual, prognosanya baik karena sapi tersebut cenderung mengembangkan kekebalan walaupaun singkat, dapat menghilangkan infeksi dalam waktu tiga bulan. Infeksi skunder dengan C. piogenes, dapat menimbulkan piometra yang parah dan kemjiran. Sedangkan prognosa untuk sapi jantan harus lebih hati – hati.
Pencegahan dan pengobatan
Pencegahan terhadap trichomonas harus mencakup pengetahuan tentang efisiensi produksi, kelompok ternak, asal pejantan dan pemeriksaanyang telah diteliti terhadap pejantan sebelum digunakan sebagai pemacek di dalam suatu peternakan. Perkawinan harus dilakukan dengan IB, kawin alam harus di hentikan. Semua pejantan yang dibeli oleh balai inseminasi buatan harus bebas dari semua jenis penyakit termasuk trichomoniasis, dan perlu dilakukan pemeriksaan secara periodik untuk mencegah terjadinya infeksi.
Penanggulangan trichomoniasis sebaiknya ditujukan pada kelompok ternak yang terinfeksi, pengobatan tidak dilakukan individual. Kelompok ternak yang sehat dipisahkan, dan hanya dikawinkan dengan pejantan yang bebas trichomoniasis, dilakukan istirahat kelamin selama tiga bulan sampai induk sapi yang menderita menunjukkan siklus birahi yang normal. Sedangkan induk sapi yang mengalami piometra, ditanggulangi dengan menyuntikkan estrogen, atau prostaglandin dengan maksud agar terjadi kontraksi uterus, sehingga isi dalam uterus dalam bentuk nanah dapat dikeluarkan. Kemudian diikuti dengan irigasi rongga uterus dengan larutan antiseptic ringan. Menurut Gasparim dkk9( 1963 ) pemberian obat dimetridazole yang diberikan secara peroral, dan metroniadazole dengan nama peradangan secara intervenous atau interuterin memberikan hasil yang memuaskan. Walaupun terdapat laporan adanya strain tertentu yang resisten terhadap obat ini. Pemberian 50mg/kg BB dimetrizole peroral setiap hari selama lima hari berturut – turut atau secara intravenous dengan dosis tunggal, memberikan hasil cukup baik( Mc. Loughlin, 1965 )
Pada ternak jantan pengolahannya lebih rumit lagi, merepotkan, dan memakan waktu yang lama. Pejantan tau yang tertulatr dan sudah menjadi kronis, jarang sembuh kembali, dan disarankan untuk di potong. Usaha pengobatan dilakuakan dengan mengoleskan salep bavoflavin yang mengandung trippaflavin atau akriflavin dengan kadar 1% pada mukosa penis dan preputiumnya. Perlu juga dilakukan penyuntikan 30ml larutan1% acriflavin kedalam urethranya. Pengobatan dengan metronidazole dan dimetridazole juga memberikan hasil yang memuaskan . dengan larutan berenil 1 % sebanyak 100 – 150 ml untuk mencapai preputium memberikan hasil yang memuaskan.

1 komentar:

Angelina Keffi mengatakan...

There is a safe & effective Natural Herbal Medicine. For Total Cure Call    +2349010754824,  or email him   drrealakhigbe@gmail.com       For an Appointment with (Dr.) AKHIGBE contact him. Treatment with Natural Herbal Cure. For:Dengue Fever, Malaria. Painful or Irregular Menstruation. HIV/Aids. Diabetics. Vaginal Infections. Vaginal Discharge. Itching Of the Private Part. Breast Infection. Discharge from Breast. Breast Pain & Itching. Lower Abdominal Pain. No Periods or Periods Suddenly Stop. Women Sexual Problems. High Blood Pressure Chronic Disease. Pain during Sex inside the Pelvis. Pain during Urination. Pelvic Inflammatory Disease, (PID). Dripping Of Sperm from the Vagina As Well As for Low sperm count. Parkinson disease. Obesity, Lupus.  Cancer.  Tuberculosis.  Zero sperm count. Bacteria, Impotence Fertility,Protoplasmic, Diarrhea. Herpatitis A&B, Rabies. Asthma.  Quick Ejaculation. Gallstone, Cystic Fibrosis, Schizophrenia, Crubs, Cirrhosis,  Premature Ejaculation. Herpes. Joint Pain. Stroke. Cornelia Disease, Weak Erection. Ovarian problem,  Erysipelas, Thyroid, Discharge from Penis. Bronchial Problem,  HPV.  Hepatitis A and B. STD. Staphylococcus + Gonorrhea + Syphilis. Heart Disease.  Pile-Hemorrhoid.rheumatism,  Impotence, thyroid, Autism, Sepsis Bacteria,  Penis enlargement, Prostate Problem,  Waist & Back Pain.  Male Infertility and Female Infertility. Etc. Take Action Now. contact him & Order for your Natural Herbal Medicine:  +2349010754824  and email him    drrealakhigbe@gmail.com    Note For an Appointment with (Dr.) AKHIGBE.I suffered in Cancer for a year and three months dieing in pain and full of heart break. One day I was searching through the internet and I came across a testimony herpes cure by doctor Akhigbe. So I contact him to try my luck, we talk and he send me the medicine through courier service and with instructions on how to be drinking it.To my greatest surprise drinking the herbal medicine within three weeks I got the changes and I was cure totally. I don't really know how it happen but there is power in Dr Akhigbe herbal medicine. He is a good herbalist doctor.